Sabtu, 12 Desember 2009 12:29
Jakarta - Letak geografis Indonesia memungkinkan penyebaran virus penyakit semakin cepat.
Lebih dari dua pertiga provinsi di Indonesia tercemar virus flu burung dan telah terdapat kasus flu burung pada manusia dengan angka kesakitan dan kematian tertinggi di dunia.
Hal ini diungkapkan David Muljono, peneliti dari lembaga Eijkman, saat memberikan pemaparan pada seminar “Biologi Molekul untuk Kesejahteraan Rakyat”, di Jakarta, Jumat (11/12). “Indonesia yang terletak pada posisi silang lalu lintas dunia, dengan populasi biologi yang padat dan bervariasi, termasuk daerah yang terancam penyebarab virus dengan cepat,” tegas David.
Dalam dua dekade terakhir ini, dunia dihadapkan pada muncul dan menyebarnya infeksi virus baru yang berasal dari binatang (emerging diseases/ ED) serta timbulnya kembali penyakit infeksi yang sebelumnya sudah dapat ditanggulangi (remerging diseases/ RED).
Munculnya ED dan RED merupakan masalah serius bagi dunia. Bahkan, di Indonesia tidak hanya berdampak langsung pada kesehatan, namun juga pada aspek ekonomi, pariwisata dan aspek kemasyarakatan lainnya.
“ED dan RED tidak mengenal batas administratif wilayah dan negara karena agen penyebabnya dapat terbawa vektor manusia dan binatang yang tidak mungkin dibendung, sehingga ancaman ini bersifat global,” kata David.
Selain itu, ungkap David, Indonesia yang menjadi perlintasan penerbangan dari berbagai benua memungkinkan virus-virus mematikan hinggap di mana saja. David mengatakan, lalu lintas udara tidak tertutup kemungkinan membawa virus tersebut. “Kemajuan teknologi justru membuat virus-virus itu berkembang lebih global.” lanjutnya. (heru guntoro)
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/indonesia-rawan-terkena-dampak-virus-mematikan/
Post a Comment