Rabu, 2 Desember 2009
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Kesemrawutan arus lalu lintas di Kota Bandar Lampung harus segera dibenahi. Jika tidak, semakin hari akan semakin parah.
"Kondisi lalu lintas menggambarkan wajah sebuah kota. Untuk itu pembenahan perlu dilakukan," kata Kombes Pol. Agoes Dwi Listijono, kapoltabes Bandar Lampung, saat melakukan kunjungan kerja ke Lampung Post, Selasa (1-12).
Kapoltabes menjelaskan persoalan lalu lintas bukan hanya menjadi tanggung jawab kepolisian. Akan tetapi juga menjadi tanggung jawab semua dinas instansi dan masyarakat, terutama dewan lalu lintas.
"Polisi tidak bisa sendiri. Dewan lalu lintas jangan hanya bisa rapat saja, tetapi harus juga lihat di lapangan sehingga mengetahui hal-hal yang mengganggu lalu lintas. Misalnya bangunan toko di persimpangan jalan, itu sudah pasti mengganggu lalu lintas," kata Kapoltabes.
Ia menambahkan akan kembali menerapkan pola yang pernah membawa Bandar Lampung meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha. Penghargaan ini terkait lalu lintas. Pihaknya akan melakukan koordinasi dengan semua pihak untuk mengatasi persoalan ini.
Menurut Kapoltabes, semua pihak di Kota Bandar Lampung harus menyamakan visi dengan membuat rekomendasi-rekomendasi yang tidak mengganggu lalu lintas. "Investor harus patuh pada pemerintah, badan jalan tidak diganggu."
Dalam kunjungan tersebut, Kapoltabes dan jajarannya menyempatkan diri salat zuhur berjamaah dengan jajaran Lampung Post di musala kantor harian ini.
Dalam kesempatan itu, Kapoltabes juga memberikan ceramah. Menurut dia, banyak manusia salah sangka tentang kebahagiaan. Mereka berlomba mengejar kebahagiaan dengan orientasi kebendaan dan kekuasaan. Padahal kebahagiaan terletak pada amal agama yang sempurna.
"Banyak yang rebutan naik pangkat untuk mengejar kebahagiaan. Berlomba-lomba mencari kedudukan dan harta, tapi lupa siapa yang memberi kita mata," ujarnya.
Menurut Agoes, yang dikejar itu tidak membuat kita bahagia. Pedoman hidup umat Islam ada pada firman dan hadis. Untuk mencapai kebahagian itu kita harus menyempurnakan agama dengan cara berdakwah. "Sempurnakan agama dengan dakwah, lakukan amal agama," kata Agoes, yang juga mengajak jemaah musala mengingat perjalanan Nabi Muhammad saw. dan runtuhnya kerajaan Firaun.
Ia mengajak umat Islam meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw. dengan menerapkan hidup taklim dan ilmu amal. Karena teladan Nabi Muhammad terletak pada akhlaknya, bukan pada jihadnya. "Terapkan hidup taklim, ilmu amal, karena perjuangan Nabi Muhammad itu bukan jihadnya, tetapi akhlaknya," ujarnya.
Menurut Kapoltabes, hingga kini masih banyak yang dipertontonkan para pejabat, tokoh agama, ulama, yang rajin salat tapi masih terus melakukan maksiat. Hal itu disebabkan amal yang salah.
Kapoltabes mengajak umat Islam mendirikan salat. Sebab, salat menjadi perkara besar yang dianggap masalah kecil, sementara banyak hal-hal kecil yang terus dibesar-besarkan. "Kita lupa justru mementingkan rapat daripada salat. Padahal salat adalah perkara besar," kata Agoes. n JUN/K-3
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009120207454013
Post a Comment