2 December 2009, 12:14 Kutaraja Administrator
Tolak UN
Puluhan pelajar yang tergabung dalam Solidaritas Independen Kaum Muda Aceh, melakukan unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa (1/12). Dalam aksi itu mereka menyambut baik keputusan Mahkamah Agung yang melarang pelaksanaan Ujian Nasional (UN).SERAMBI/BUDI FATRIA
BANDA ACEH - Puluhan siswa/siswi SMU yang tergabung dalam Solidaritas Independen Kaum Muda Aceh (Sikma), menggelar unjukrasa di bundaran Simpang Lima Banda Aceh, mendukung putusan Mahkamah Agung (MA) yang melarang Departemen Pendidikan Nasional menerapkan kembali sistem ujian nasional (UN), Selasa (1/12) siang.
Aksi yang dikawal aparat Poltabes Banda Aceh itu diwarnai teriakan yel-yel dukungan terhadap putusan MA, dan diramaikan spanduk yang intinya menolak penerapan kembali ujian nasional. “Keputusan MA yang melarang pelaksanaan UN adalah keputusan yang sangat berpihak pada pemenuhan HAM di bidang pendidikan. Ini merupakan awal yang baik untuk reformasi pendidikan Indonesia,” kata Kukuh, koordinator aksi dalam orasinya.
Para peserta aksi yang terlihat masih mengenakan seragam sekolah itu terlihat sangat bersemangat melakukan aksinya. Sehingga menyedot perhatian para pengguna jalan yang sedang melintas di kawasan tersebut. Para peserta aksi juga menuding bahwa dalam penyelenggaraan ujian nasional banyak ditemukan praktek kecurangan. Dimana kecurangan itu malah dilakukan oleh tenaga pendidik sendiri. “Kami tidak menyalahkan mereka (tenaga pendidik) karena mereka terjebak sistem pendidikan Indonesia yang timpang ini,” kata seorang siswa.
Dalam orasi tersebut, peserta aksi juga mengungkapkan bahwa fasilitas yang tidak merata turut menjadi pemicu terjadinya ketimpangan dalam pelaksanaan ujian nasional. “Sistem ujian nasional menyamakan kualitas peserta didik di pelosok desa dengan yang di kota. Hal itu pasti tidak akan ada persamaan sebelum ditunjang dengan sarana-prasarana dan kualifikasi tenaga pengajar yang memadai,” ungkap mereka. Untuk itu, mereka meminta pemerintah bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi masalah yang dihadapi peserta didik. Dimana, sistem yang diterapkan tersebut dinilai telah menzalimi para peserta didik dari kalangan ekonomi lemah atau daerah tertinggal.(tz)
http://www.serambinews.com/news/siswa-dukung-putusan-ma
Post a Comment