Rabu, 02/12/2009 12:14 WIB
Samsul Hadi - detikSurabaya
Surabaya - Masyarakat Kabupaten Kediri yang di lingkungannya mempunyai populasi tikus cukup tinggi diminta untuk mewaspadai penyakit baru bernama Leptospirosis. Penyakit ini berkembang seiring memasuki musim hujan.
Hal ini disampaikan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dalam kegiatan sosialisasi bahaya Leptospirosis di Kompleks Kantor Bupati Kediri, Jalan Soekarno-Hatta, Rabu (2/12/2009) pagi.
"Ini jenis penyakit baru yang belum genap lima tahun ditemukan di Indonesia. Kami menganggapnya lebih berbahaya, karena apabila tidak lekas mendapatkan pertolongan, penderitanya dapat meninggal dalam waktu 5 hari sejak terjangkiti," ujar Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Etik Siti Rahayu kepada detiksurabaya.com.
Penyakit Leptospirosis menurut Etik disebabkan oleh sebuah bakteri bernama leptospira, yang biasanya akan menyerang tikus dan akan mengakibatkan kerusakan pada organ ginjalnya. Imbasnya, air seni tikus yang mengandung bakteri lapstofira akan mencemari air di sekitarnya.
Bakteri ini akan masuk ke tubuh manusia melalui selaput lendir mata, hidung, kulit lecet atau makanan yang telah terkontaminasi urin hewan terinfeksi leptospirosa.
"Ini terutama bagi kita yang memiliki luka pada bagian kulit, bakteri leptospira yang terkandung pada air seni tikus dan bercampur dengan genangan air hujan, akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh kita," papar Etik.
Bagi manusia yang terkena bakteri leptospira, biasanya akan langsung terjangkiti leptospirosis. Ciri-cirinya dapat dilihat melalui panas tubuh yang sangat tinggi, menggigil, sakit kepala, serta kelopak dan retina mata yang tampak menguning.
"Ciri-ciri penderitanya memang hampir sama dengan demam berdarah. Tapi kalau disertai air kencing mengandung darah dan kelopak mata menguning, dapat dipastikan leptospirosis," terang Etik.
Untuk menghindari serangan bakteri leptospira yang dapat masuk melalui genangan air, Etik meminta masyarakat dapat selalu menjaga lingkungannya bersih dan terbebas dari tikus, serta tak lupa membiasakan mengenakan alas kaki.
"Mungkin sepele untuk biasa mengenakan alas kaki, tapi itu sangat penting kalau kita tidak ingin terjangkiti lapstofirosis," ungkapnya.
Sementara untuk penanganan bagi manusia yang terjangkiti leptospirosis, akan dilakukan dengan langkah awal pemberian antibiotik. Hal ini dimaksudkan menambah kekebalan tubuh, agar bakteri leptospira yang telah masuk ke dalam tubuh tidak menyebar dan merusak organ ginjal.
Di Kabupaten Kediri sejak disosialisasikan sekitar setahun terakhir, diakui belum ditemukan korban leptospirosis. Meski kewaspadaan dianggap patut ditingkatkan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami anggap perlu sosialisasi, karena tak jarang kita menganggap biasa apabila banyak tikus di sekitar kita. Nah dengan sosialisasi ini sendiri, sejak saat ini kami ingin mengajak masyarakat mengenali salah satu bahaya tikus," pungkas Etik.
(bdh/bdh)
http://surabaya.detik.com/read/2009/12/02/121423/1252557/475/waspadai-penyakit-mematikan-di-musim-hujan
Post a Comment