2009-12-12

[LEBAK] Keterbatasan sarana dan prasarana belajar, mengakibatkan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Sobang, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten mengikuti kegiatan belajar mengajar, duduk di lantai dan menjadikan kursi sebagai meja.

Anggota DPRD Lebak dari Fraksi Golkar HM Yogi Rohmat, di Lebak, Jumat (12/12) menjelaskan, pihaknya melihat kondisi ruang kelas siswa SMAN 1 Sobang yang memprihatinkan. Selain kondisi ruang kelas tidak representatif, juga adanya keterbatasan meja belajar siswa.

"Saya melihat para siswa duduk di lantai dan menggunakan kursi sebagai pengganti meja. Kondisi seperti ini sangat tidak mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan. Kami meminta pemerintah daerah segera mengatasi persoalan yang ada," katanya.

Yogi akan berdiskusi dengan anggota DPRD Lebak lain untuk bersama-sama memperjuangkan kebutuhan meja belajar bagi para siswa, yang hingga saat ini masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan kondisi memprihatinkan.

"Kami berharap, kondisi darurat seperti ini bisa dicarikan solusi sesegera mungkin. Jika perlu, dana untuk pengadaan meja belajar tersebut diambil dari alokasi dana tak terduga yang diperuntukkan bagi bencana alam dan kebutuhan mendesak lain," katanya.


Terbatas

Menurut Yoga, kondisi yang ada bukan karena ketidakpedulian pemerintah daerah, tetapi memang kondisi keuangan daerah yang terbatas. "Pemerintah Kabupaten Lebak sangat konsen dengan pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan. Namun, kondisi keuangan daerah yang mengakibatkan upaya pembangunan di sektor pendidikan dilakukan secara bertahap. Kami berharap, para siswa tetap bersabar, karena pemerintah pasti akan mengirimkan bantuan meja untuk sekolah tersebut," ujarnya.

Sebelumnya Bupati Lebak H Mulyadi Jayabaya mengatakan, di sektor pendidikan, Lebak masih mengalami kekurangan 3.572 ruang kelas baru untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan Sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat.

"Saat ini kondisi kegiatan belajar mengajar para siswa memprihatinkan, karena dalam satu ruang kelas kecil terpaksa harus menampung 70 siswa sampai 90 siswa. Kondisi ini tidak terlalu representatif untuk terciptanya sebuah kualitas pendidikan yang memadai. Kami sudah menyampaikan kepada pemerintah pusat mengenai kondisi yang ada. Kami sudah menyampaikan kepada Komisi X DPR terkait masalah riil di sektor pendidikan di Lebak," katanya.

Upaya untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan memang harus dilakukan secara bertahap karena harus disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. "Kalau hanya mengandalkan dana APBD Lebak, tidak mungkin akan terwujud. Kami meminta bantuan pemerintah pusat untuk membantu pembangunan di bidang pendidikan di Lebak," ujarnya. [149]

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=12416