Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

DBD Marak di Bukittinggi

Jumat, 29/01/2010 08:47 WIB

Penularan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) belakangan ini tingkatnya sudah semakin mengkhawatirkan di kota Bukittinggi. Ditandai dengan sudah banyaknya jatuh korban. Pasalnya, dalam rentang waktu satu bulan di penghujung 2009 lalau tercatat sebanyak 24 kasus penularan.

Hal tersebut disampaikan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Bukittinggi, Drg Syofia Dasmauli MKes, kalau dari Januari sampai November tercatat sebanyak 147 kasus, dan pada data terakhir tahun 2009 berkembang menjadi 171 kasus. Pada awal tahun ini kasus terus berkembang di tengah masyarakat.

Pihaknya sudah menerima laporan masyarakat adanya tiga kasus masing-masing terjadi di kelurahan Campago Guguk Bulek, Garegeh dan Gulai Bancah kecamatan Mandiangin Koto Salayan.

"Hari ini kami turunkan tim ke lokasi-lokasi pada ketiga kelurahan itu untuk pengasapan dan penyuluhan kepada masyarakat. Setiap ada laporan dari masyarakat ataupun hasil labor dari rumah sakit, kami akan langsung bertindak. Hal pertama yang akan dilakukan adalah pengasapan (fogging) di kawasan yang terjangkit nyamuk Aedes Aegypti. Namun ada hal yang lebih penting dan efektif dalam pemutuasan rantai penularan DBD, yaitu kebiasaan hidup sehat dan bersih, melalui program 3 M Plus," jelas Syofia.

Ditambahkan Syofia, kalau pandangan masyarakat yang selama ini menganggap fogging merupakan cara yang paling tepat mengatasi DBD, sebenarnya kurang tepat. Sebenarnya, pengasapan hanya bisa membunuh nyamuk dewasa tanpa mematikan jentik nyamuk yang sangat berpotensi menularkan kembali. Selain itu, pengasapan juga akan menggagu pernafasan.

Menanggapi hal tersebut, Walikota H Ismet Amzis tak bosan-bosannya mengimbau warga Kota Bukittinggi untuk senantiasa tanggap dan waspada. DBD yang ditularkan Aedes Aegypti bisa saja mengancam di mana-mana. Karena itu, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta membudayakan perilaku hidup bersih dan Sehat (PHBS) salah satu antisipasi yang sangat efektif.

"Istilah mencegah lebih baik dari pada mengobati, agaknya memang paling tepat menyikapi keadaan ini,"ungkap Ismet.

Ditambahkan Ismet, membiasakan hidup bersih dan sehat merupakan cara efektif, dalam mengatasi penyakit DBD. Kebiasaan menerapkan program 3M plus di setiap keluarga menjadi kewajiban, jika ingin terhindar dari penyakit yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi ini.

"Dalam program 3M terdapat beberapa kebiasaan hidup sehat. Diantaranya menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang berkemungkinan bisa menampung air. Program ini dilengkapi dengan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, mengganti air vas bunga dan minum burung sekali dalam seminggu, serta menutup lubang pada potongan bambu,"terang Ismet.

Lebih jauh dijelaskan Ismet, plus lainnya juga menaburkan bubuk pembunuh jentik misalnya abate, altosid, dan sumilary di tempat-tempat yang susah dikuras, atau daerah yang sulit air.

Memelihara ikan yang bisa memakan jentik nyamuk, memasang kawat kasa, menggunakan kelambu, pencahayaan yang memadai, dan tidak membiasakan menggantung pakaian dalam kamar atau tempat-tempat yang berkemungkinan akan bersarangnya nyamuk tersebut. (*).

http://www.padang-today.com/?today=news&id=13166
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts