Sabtu, 23 Januari 2010 11:25 WIB

MALANG--MI: Organisasi angkutan darat (Organda) Kota Malang, Jawa Timur menawarkan alternatif rekondisi terhadap angkutan kota (angkot) yang telah berusia lebih dari 20 tahun ketimbang peremajaan yang membutuhkan biaya besar.

Sekretaris Organda Kota Malang Riski Nur Hamidina, Sabtu (23/1) mengatakan biaya rekondosi tersebut jauh lebih ringan ketimbang peremajaan. Untuk rekondisi hanya dibutuhkan biaya sekitar Rp8 juta-Rp10 juta, sedangkan peremajaan sekitar Rp100 juta-Rp110 juta. "Kami sudah berulang kali mengusulkan rekondisi saja, karena meskipun usia angkot sudah 17-20 tahun, kondisinya masih sangat bagus dan laik operasi, sehingga tidak menganggu keamanan dan kenyamanan penumpang," tegasnya.

Ia mengakui, kewajiban peremajaan angkot seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2006 itu memberatkan para pemilik angkot, padahal dalam Undang-undang (UU) lalu lintas tidak ada batasan usia kendaraan.

Menurut dia, uang muka yang dibayarkan ke dealer untuk peremajaan sebesar Rp10 juta, sedangkan sisanya diangsur sebesar Rp70 ribu-Rp80 ribu per hari selama lima tahun. Padahal, hari efektif sopir hanya empat sampai lima hari. Apalagi, lanjutnya, kondisi penumpang saat ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. "Oleh karena itu kalau kami diwajibkan peremajaan, tentu sangat memberatkan," katanya menambahkan.

Dari sekitar 930 unit angkot yang mengajukan uji kir ke Dishub Provinsi Jatim yang ada di Karanglo Kabupaten Malang, sebanyak 650 unit ditolak karena tidak memiliki surat rekomendasi dari Dishub Kota Malang. Untuk mendapatkan surat rekomendasi uji kir dari Dishub Kota Malang tersebut, para pemilik angkot harus menunjukkan surat pengajuan peremajaan dari dealer yang ditunjuk. (Ant/OL-06)

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/01/23/118771/125/101/Organda-Malang-Tawarkan-Alternatif-Rekondisi-Angkot-