Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Sekolah yang Rusak Parah tak Boleh Dipakai Belajar

1 Februari 2010, 15:08

Ekses Gempa di Aceh Tengah

TAKENGON - Gempa yang melanda Kabupaten Aceh Tengah tiga hari lalu juga menyebabkan belasan gedung sekolah rusak. Akibatnya, proses belajar-mengajar dipindahkan sementara ke tempat yang lebih aman, karena sebagian gedung sekolah tak layak lagi digunakan. Terkait dengan kondisi itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah, Drs Taufik MM, kepada Serambi, Minggu (31/1), mengatakan, sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan cukup parah, tidak boleh lagi digunakan untuk proses belajar-mengajar (PBM), mengingat bahaya fatal yang bisa timbul jika terjadi gempa susulan.

Untuk sekolah yang kerusakan gedungnya ringan, menurut Taufik, PBM masih dapat dilanjutkan. Namun, harus dipilih secara selektif ruangan-ruangan yang memungkinkan sebagai tempat belajar, sedangkan sekolah yang retak-retak parah dan nyaris rubuh, tidak dibolehkan lagi sebagai tempat belajar. “Tidak boleh lagi adanya proses belajar pada sekolah yang rusak parah, karena dikhawatirkan akan berbahaya bagi murid dan para guru,” ujar Taufik MM.

Dari 18 sekolah yang rusak, sebut Taufik, tiga unit rusaknya cukup parah, yakni SD Negeri 3 Ketol di Kampung Blang Mancung Atas, Kecamatan Ketol, SD Negeri 6 Kute Panang di Kampung Atu Gogop, Kecamatan Kute Panang, dan SD Negeri 12 Ketol di Kampung Pintu Rime, Kecamatan Ketol.

SDN Negeri 3 Ketol yang berkonstruksi dua lantai mengalami kerusakan cukup parah. Banyak tiang beton yang sudah retak dan tak mampu lagi menyangga beban berat lantai dua bangunan itu. Bila anak-anak dipaksakan belajar di ruangan ini, dikhawatirkan akan berakibat fatal. “Khusus untuk SD Negeri 3 Ketol, PBM-nya menggunakan ruang pertemuan yang masih baik dan sekolah pagi sore,” ujar Taufik MM.

Taufik mengatakan, ia sudah mengecek seluruh sekolah yang ada pelosok-pelosok terpencil di Aceh Tengah untuk memastikan tingkat kerusakan bangunan sekolah. Rata-rata bangunan sekolah di daerah itu berada di atas perbukitan dengan kondisi tanah yang masih labil. Malah ada sekolah yang terletak di sisi gunung, sehingga bila datang gempa susulan, bisa bergeser posisi ke belakang atau ke depan.

Pada SD Negeri 11 Kute Panang di Kampung Wih Nongkal, beton selasar belakang bangunannya sudah turun ke jurang. Dikhawatirkan, bila gempa datang lagi, beton selasar itu akan turun lagi. Sekeratris Desa Wih Nongkal, Uteh mengatakan, sebaiknya anak-anak SD Negeri 11 Kute Panang belajar di halaman ruang sekolah dengan memasang tenda, sehingga anak-anak lebih nyaman dan tidak waswas saat belajar. “Sebaiknya, pemerintah memasang tenda di halaman sekolah untuk melanjutkan proses belajar-mengajar,” ujar Uteh.

Minta perhatian
Atas segala kerusakan sekolah di Kecamatan Ketol, Kute Panang, dan Silih Nara itu, Drs Taufik MM meminta Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat membantu penanggulangan bencana melalui Satuan Koordinasi Palaksanaan Penaggulangan Bencana (Satlak PB) untuk segera merehabilitasi sekolah korban gempa di kabupaten itu.

Bantuan tersebut, sebut Taufik, sangat mendesak, mengingat ujian akhir bagi kelas VI SD dan Kelas III SMP sedang berlangsung. “Anak-anak sedang menghadapi ujian, maka ketersediaan bangunan sekolah yang nyaman sangat diperlukan,” ujar Taufik. Anggota DPRK Aceh Tengah, Bardan Sahidi, Minggu (31/1) mengatakan, dengan banyaknya kerusakan fasilitas publik di Aceh Tengah dan sebagian di Bener Meriah, maka perlu segera direhab atau dibangun baru.

Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat dia minta melakukan penanggulangan bencana yang terencana dan terukur dalam waktu dekat di Aceh Tengah dan Bener Meriah, sehingga masyarakat tidak larut dalam trauma dan kesedihan akibat gempa. “Sehubungan dengan sedang dibahasnya APBA Tahun 2010, sedapat mungkin Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Aceh, memasukkan usulan biaya rehab atas gedung sekolah dan instalasi kesehatan di tingkat kecamatan dan kampung dalam program APBA Tahun 2010,” ujar Bardan Sahidi saat melihat kerusakan sekolah di Kampung Wih Nongkal, Kecamatan Kute Panang, Aceh Tengah. (min)

http://www.serambinews.com/news/view/23068/sekolah-yang-rusak-parah-tak-boleh-dipakai-belajar
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts