KAMIS, 03 JUNI 2010 | 01:34 WITA
JAKARTA -- Dalam kurun 2010 hingga 2014, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan tambahan kapasitas sebesar 19.167 megawatt (MW) pada sistem kelistrikan nasional. Semuanya berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara.
"Dari kapasitas tersebut, sejumlah 13.725 MW berasal dari PLTU baru yang dibangun di Pulau Jawa dan Bali, kemudian 3.516 MW di Sumatera, dan 1.926 MW di pulau lainnya," ujar Direktur Energi Primer PT PLN, Nur Pamudji dalam keterangan tertulisnya kemarin. Oleh karena itu pihaknya mengajak para stakeholder untuk turut berpartisipasi.
Hingga saat ini, lanjut Nur Pamudji, pembangunan pembangkit berbahan bakar batubara masih dominan di Indonesia, di samping pemanfaatan tenaga air, panas bumi dan gas alam untuk menghasilkan tenaga listrik.
"Kami harap bisa memperoleh masukan dari para stakeholder, antara lain bagaimana meng-upgrade batubara low-rank menjadi high-rank dan mengupayakan transportasi bahan bakar yang lebih efektif ke pembangkit," kata dia.
Dia memperkirakan konsumsi batubara pada tahun 2014 mencapai 95,3 juta ton atau naik 133,57 persen dibandingkan konsumsi batubara pada tahun ini yang sekitar 40,8 juta ton. "Pada tahun 2014, kebutuhan batubara untuk kelistrikan baik untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan swasta (Independent Power Producer/IPP) sebesar 95,3 juta ton," ungkapnya.
Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas bumi Kementerian ESDM, Bambang Setiawan mengatakan, peningkatan permintaan batubara dalam negeri didorong adanya Program Percepatan Pembangkit 10 ribu MW Tahap I dan Tahap II.
"Untuk Program Percepatan Tahap II sebagian akan memanfaatkan batubara lignit-rank atau LRC, sebagai bagian dari kebijakan pemanfaatan batubara kami," terangnya.
Dia memaparkan, porsi batubara dalam energy-mix diharapkan meningkat dari saat ini mencapai 18 persen menjadi 33 persen pada tahun 2025. Menurut Bambang proses gasifikasi dan pencairan batubara akan meningkatkan peran batubara dalam bauran energi untuk masa depan. "Pencairan batubara ini terutama akan menggunakan Low Rank Coal (LRC) yang jumlahnya saat ini cukup melimpah," kata dia.
Pengembangan semua jenis batubara merupakan salah satu point penting kebijakan batubara Indonesia, yang ditujukan untuk meningkatkan peran batubara dalam pemenuhan energi nasional serta menjamin pasokan batubara Indonesia jangka panjang.
"Secara umum, kebanyakan batubara kualitas ekspor adalah sub bituminus dan bituminus, sedangkan batubara low-rank sebagian besar untuk keperluan rumah tangga," lanjutnya.
Bambang menyampaikan komitmen Indonesia untuk tetap mengambil peran ganda, sebagai pemasok utama batubara ke pasar dunia sekaligus untuk memenuhi permintaan batubara dalam negeri. "Produksi batubara akan terus tumbuh, tidak hanya untuk batubara middle-rank dan high-rank tetapi terutama juga untuk batubara low-rank," jelasnya. (jpnn)
http://news.fajar.co.id/read/94501/45/pln-tambah-daya-19-ribu-mw
Post a Comment