30/07/2009 08:03:57
SEMINAR ‘PENDIDIKAN BERBASIS ILMU PENGETAHUAN’ KR-UTY (1)
DUNIA pendidikan sebagai agen pembangunan harus mampu mengantisipasi keterbukaan arus informasi dan perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi (Iptek). Karena selain berfungsi untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penerima arus informasi, pendidikan diharapkan bisa memberikan bekal untuk mengelola, menyesuaikan dan mengembangkan teknologi melalui aplikasi terapan.
“Kajian yang berorientasi pada kebutuhan pasar dan industri harus menjadi acuan dalam sistem pendidikan. Sehingga hubungan Perguruan Tinggi (PT) ke dunia industri dapat terbangun berdasarkan kebutuhan dan kemitraan,” kata peneliti sekaligus guru besar ITS, Prof Dr Widi Pratikno dalam seminar dengan tema ‘Membangun Pendidikan Indonesia Berbasis Ilmu Pengetahuan’ yang diselenggarakan oleh Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) bekerjasama dengan SKH Kedaulatan Rakyat, Rabu (29/7).
Selain Prof Dr Widi Pratikno seminar tersebut juga menghadirkan anggota DPR RI Dr H Taufikurrohman Saleh dan pakar pendidikan Prof Dr Ki Supriyoko, dengan moderator wartawan KR, Ronny Sugiantoro.
Widi Pratikno menyatakan, kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia sampai khususnya antara jumlah tenaga peneliti dengan prosentase jumlah penduduk masih sangat besar. Persoalan itu muncul karena kualitas hasil pendidikan sangat tergantung pada kesesuaian arah atau tujuan pendidikan dengan program pembangunan. Tentunya semua itu sangat dipengaruhi oleh materi yang diajarkan serta metode yang digunakan oleh guru/ dosen.
“Kekayaan alam yang ada di Indonesia sebetulnya cukup banyak dan melimpah jadi cukup potensial untuk menopang pembangunan ekonomi nasional. Sayangnya semua itu belum bisa dimanfaatkan secara optimal, sebaliknya justru mulai diambil alih oleh negara lain. Untuk mengatasi persoalan itu optimalisasi peran PT harus dimulai dari pembinaan SDM sehingga bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” paparnya.
Sementara itu, Dr Taufikurrahman Saleh mengingatkan, dunia pendidikan tidak pernah steril, karena dipengaruhi oleh beberapa kepentingan. Mulai dari ekonomi, sosial sampai dengan kepentingan politik. Dalam menyikapi fenomena tersebut dibutuhkan suatu kebijakan yang riil dan mudah diaplikasikan. Sehingga Indonesia tidak sekadar menghasilkan orang yang pandai secara teori, tapi harus bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam masyarakat.
Menurut Prof Dr Widi Pratikno, membangun masyarakat berbasis ilmu pengetahuan di era globalisasi sangat penting, bahkan menjadi keharusan. Untuk bisa eksis dalam persaingan dan sejajar dengan negara lain bangsa Indonesia harus melakukan lompatan. Semua itu harus dilandasi dengan kejujuran dan strategi yang matang.
“Selama ini pendidikan di Indonesia selalu kalah jika dibandingkan dengan negara lain. Selain ada kesan masih bingung karena harus mencontoh dari sejumlah negara, strateginya masih perlu diperbaiki,” terangnya.
(Riyana Ekawati)-b
http://www.kr.co.id/web/detail.php?sid=203316&actmenu=35
Post a Comment