Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Si Miskin Kembali Tergusur

2009-07-30

SP/Yumeldasari Chaniago

Warga yang tinggal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat pasrah menyaksikan rumah mereka dihancurkan, Rabu (29/7) siang. Sebelum dihancurkan, sempat terjadi bentrok antara warga dan petugas dari tim penertib terpadu Pemkot Jakarta Barat.

Puluhan kayu dan bambu disiapkan warga Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat untuk melindungi rumah mereka dari penggusuran petugas Tim Penertiban Terpadu, Pemkot Jakarta Barat, Rabu (29/7) sekitar pukul 10.00 WIB.

Warga yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak, merapatkan barisan, menutup akses masuk para petugas. Sementara itu, ratusan aparat dari Satpol PP, polisi, dan tentara, bersiap merangsek ke permukiman warga yang dinilai liar itu.

Warga akhirnya sadar, mereka kalah jumlah. Warga pun berupaya meminta pengertian petugas. Mereka berusaha bernegosiasi dan membujuk petugas, agar mengasihani mereka dengan tidak membongkar tempat mereka berteduh.

Namun, saat negosiasi berlangsung, seorang provokator dari kelompok warga melempar sebilah bambu ke arah petugas. Suasana pun menjadi ricuh. Konsentrasi warga terpecah. Barisan warga pun dengan mudah diceraiberaikan petugas. Teriakan minta tolong para ibu dan tangisan anak-anak pun memecah keheningan areal TPU.

Warga kocar-kacir, terutama kaum lelaki. Mereka berusaha melawan petugas yang dilengkapi tameng dan tongkat.

Petugas pun menghalau warga yang keras kepala. Tarikan, pukulan, dan bentakan dilontarkan petugas Satpol PP yang kesal dengan perlawanan warga. Sejumlah warga mengalami luka lecet, lantaran terjatuh ditarik petugas. Ada juga yang lebam terkena pukulan tongkat petugas.

Ratusan petugas Satpol PP mengejar warga yang ketakutan hingga ke dalam rumah mereka. Bahkan, seorang lelaki setengah baya ditarik paksa petugas dari dalam rumahnya, lantaran ia dan istrinya bertahan di dalam rumah.

"Jangan sakiti suami saya. Kami orang miskin, jangan pukul Pak, ampun," jerit tangis Herawati seraya mencoba meraih suaminya yang "dilempar" keluar rumah oleh lima orang petugas Satpol PP.

Sementara itu, seorang bocah berusia sekitar sembilan tahun menangis sambil berlari tak tentu arah mencari ibunya. Para ibu pun sama, berlarian sambil berteriak dan menangis, menembus kericuhan massa demi mencari anak-anak mereka.

Suasana di permukiman warga TPU Tegal Alur Rabu siang itu terasa menegangkan dan mengharu biru. Sambil berurai air mata, warga akhirnya hanya bisa pasrah menonton rumah-rumah mereka dirobohkan alat berat dan buldozer. "Kami digusur tanpa diberi uang pengganti sepeser pun. Pemerintah sangat kejam pada warga miskin seperti kami," isak Herawati.

Wakil Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin mengatakan, pada penggusuran kali ini Pemkot Jakarta Barat tidak memberikan uang ganti rugi, seperti pada penggusuran yang pertama, sekitar lima tahun lalu.

"Ini tanah negara, seharusnya sejak awal mereka tahu tidak boleh mendirikan bangunan di sini. Apalagi mereka pernah digusur, kenapa balik lagi ke sini? Nanti kalau dikasih uang kerohiman lagi, mereka bakal kembali lagi seperti dulu," jelasnya. [SP/Yumeldasari Chaniago]

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=9504
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts