Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Budaya Baca Siswa Indonesia Rendah

Labels: ,
Rabu, 5 Agustus 2009 | 09:22 WITA

BOGOR, POS KUPANG.Com--Sastrawan Taufik Ismail mengemukakan budaya baca siswa Indonesia pada umumnya sangat rendah dan tertinggal jauh dari siswa di negara-negara ASEAN.

"Kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, budaya baca siswa kita sangat rendah. Kalau boleh saya memberikan nilai, maka nilainya adalah nol," kata Taufik Ismail saat memberikan orasi ilmiah pada wisuda Sekolah Menengah Internat (SMART) Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa di Bogor akhir pekan lalu.

Menurut Taufiq, lemahnya budaya baca siswa di Indonesia tidak sepenuhnya karena lemahnya minat siswa untuk membaca, namun lebih karena kurangnya perhatian yang diberikan oleh pemerintah. Pemerintah kurang memberlakukan kebijakan budaya membaca bagi siswa, sehingga tidak ada target berapa buku per tahun yang dapat ditamatkan siswa.

Taufiq memberikan contoh, di Amerika Serikat (AS), setiap minggu seorang siswa diwajibkan membaca minimal 44 halaman buku berisi novel, sastra dan esai. Dalam setahun hanya untuk tiga kategori bacaan tersebut, seorang siswa di Amerika telah membaca ribuan halaman.

"Bila dihitung dengan kategori bacaan lain seperti sejarah, sastra, ekonomi dan lainnya, banyak sekali bacaan yang dibaca siswa di Amerika. Hal ini sangat mempengaruhi nalar dan kecerdasan mereka. Wajar bila pendidikan mereka begitu unggul dibandingkan negara-negara lain," katanya.

Untuk menggambarkan betapa tertinggalnya budaya baca siswa Indonesia, sastrawan yang menamatkan studi di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memberikan perbandingan dengan negara sahabat terdekat, yaitu Malaysia. Menurut dia, dalam setahun rata-rata siswa negeri jiran tersebut mampu membuat karangan hingga dua ribu halaman.

"Rata-rata siswa Malaysia setiap tahun mengarang dua ribu halaman. Berapa yang dikarang siswa kita? Saya kira bila rujukannya adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah, jawabannya adalah nol. Di kita tidak ada bacaan buku wajib di sekolah," katanya.

Kondisi tersebut, kata Taufiq, membuat budaya membaca siswa sangat lemah dan berimplikasi pada prestasi dan mutu pendidikan nasional secara umum. "Membaca dan menulis adalah kebutuhan kita. Bahkan ayat pertama yang diturunkan alquran ialah Iqro, yakni perintah membaca," katanya. (ant)

http://www.pos-kupang.com/read/artikel/32401
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts