Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Kalangan Usaha Tolak Harga Gas Elpiji Naik

Agustus 7, 2009 - 9:16

JAKARTA (Pos Kota) - Reaksi atas rencana Pertamina menaikkan harga jual gas elpiji 12 kg dan 50 kg terus bergulir. Sejumlah pihak termasuk kalangan usaha mendesak pemerintah tidak ‘mengabulkan’ permintaan perusahaan minyak plat merah tersebut.

“Jangan dululah. Masyarakat baru disuruh pakai gas elpiji. Setelah pakai, masak harga mau dinaikkan,” kata Thomas Dharmawan, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) kepada Pos Kota, Jumat (7/8).

Apalagi tidak ada alternatif bagi masyarakat untuk memilih bahan bakar lain selain gas elpiji. Yang mengkhawatirkan lagi, lanjut Thomas, kalau selisih harga terlalu jauh pada akhirnya masyarakat kecil juga menjadi korban.

Memang, ia menambahkan yang diusulkan naik harga jualnya gas elpiji12 kg dan 50 kg, tapi harus diwaspadai kemungkinan adanya pergeseran konsumsi. Mereka yang biasa pakai gas elpiji 50 kg akan beralih ke 12 kg. Kemudian yang pengguna 12 kg bergeser ke gas elpiji 3 kg. Nah masyarakat kecil memasak mau pakai apa. “Apa disuruh pakai kayu bakar lagi,” cetusnya.

Dengan naiknya harga jual gas elpiji, ia mengaku masyarakat dan pengusaha rumah makan bakal makin terpukul. Jelang puasa saja, mereka mulai menghadapi kenaikan harga bahan kebutuhan, sekarang mau gas elpiji mau dinaikan. “Ini kan keterlaluan,” tandasnya.

Tak kalah sewot. Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, mendesak pemerintah menolak rencana edan Pertamina menaikkan harga jual gas elpiji. “Ini sama saja membunuh masyarakat,” katanya denga sengit.

Presiden SBY harus menolak. Kalau mengabulkan, ia menegaskan Presiden SBY telah mengingkari janjinya saat kampanye pilpres belum lama ini yang akan membela rakyat atas kepercayaannya memilih dirinya kembali menjadi presiden periode 2009 hingga 2014.

Sebelum menaikkan harga jual, Tulus mendesak agar biaya produksi gas elpiji Pertamina diaudit terlebih dahulu. “Sampai sekarang belum ada instansi terkait yang mengaudit,” paparnya.

Padahal audit ini dibutuhkan, sebab publik mengetahui apakah Pertamina sendiri sudah efisien atau belum. “Selama ini penghitungan harga gas elpiji selalu ditutup. Tak ada orang yang tahu, termasuk pengamat perminyakan pun tida tahu,” tandasnya. (setiawan/B)

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/08/07/kalangan-usaha-tolak-harga-gas-elpiji-naik
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts