Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Kopi, Minuman Berkalori Tinggi

Labels: ,
Kamis, 06 Agustus 2009 | 09:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sore yang cerah. Melepas kepenatan maupun kebosanan di kedai kopi, bagi Anita dan teman-teman, menjadi suatu hal yang tak ingin dilewatkan. Apalagi pada hari Jumat, saat di mana segalanya terasa akan lepas dalam dua hari ke depan. Bersama ketiga temannya, lajang berusia 28 tahun itu berkumpul di kedai kopi berlabel internasional yang hanya berjarak beberapa meter dari kantornya di Jalan Sudirman. Ia menyeruput caffe latte. Mantap, meski tanpa sadar perempuan yang tengah berdiet ini telah melahap sejumlah kalori yang setara dengan satu porsi kecil makan malam.

Minuman seberat 336 gram itu terbuat dari susu dan lemak, dengan kandungan 14 persen lemak serta 10 persen kolesterol. Dari total lemak itu, yang jumlahnya paling tinggi adalah lemak jenuh, yakni 25 persen. Memang tinggi kalsium, tapi juga tinggi lemak jenuh dan gula. Total mengandung 126 kalori. Lantas, bagaimana jika memilih susu tanpa lemak? Dalam ukuran besar, yakni 433 gram, hasilnya memang tanpa lemak jenuh, meski ada kolesterolnya--tapi masih rendah, cuma 2 persen. Dan jelas, selain tinggi sekali kalsium, kandungan gulanya sangat tinggi. Total isi minuman itu 168 kalori.

Bagaimana dengan espresso frappuccino light blended coffee with whipped cream yang diteguk rekan Anita, Sari, dengan penuh nikmat. Inilah yang terburuk, menurut hitungan caloriecount.about.com, karena dalam takaran besar minuman itu mengandung 270 kalori dan total kalori dari lemak mencapai angka 117. Kadar lemaknya mencapai 20 persen, dan dari total lemak itu, sebanyak 40 persen adalah lemak jenuh. Bukan cuma itu, kolesterolnya pun mencapai 18 persen. Artinya, sajian yang menggiurkan ini penuh dengan lemak jenuh dan gula.

Niat Anita dan kawan-kawan untuk mampir sekadar meneguk minuman yang "ringan" sambil menikmati sore pun tampaknya tak tercapai. Sebab, apa yang mereka teguk tak lebih dari satu porsi hidangan pada sore hari. Padahal sebelum pulang, mereka masih berencana makan di tempat lain untuk mengisi perut sekaligus menghabiskan malam yang panjang.

Kecenderungan kopi tinggi kalori pun dipertegas dari hasil survei di Inggris oleh World Cancer Research Fund, yang dilansir BBC baru-baru ini. Badan tersebut menemukan bahwa minuman kopi mengandung 561 kalori atau kandungannya lebih dari seperempat kalori yang dibutuhkan wanita per hari. Badan tersebut menelisik kandungan kopi itu karena untuk pencegahan kanker, selain menghentikan kebiasaan merokok, seseorang perlu menjaga berat badan dalam takaran seimbang dan sehat.

Bagaimana mungkin dilakukan pola diet yang tepat bila tanpa disadari minuman yang dikira hanya berkalori rendah ternyata memiliki segudang lemak. Dr Rachel Thompson, science programme manager badan tersebut, menyatakan kalori dalam minuman itu sama dengan kalori dalam sebuah sajian makan malam. "Bukan takaran untuk sajian minuman," ujarnya. Artinya, bila Anda meneguk minuman itu pada sore hari, kemudian pada malam hari masih bersantap, maka Anda sama saja makan malam dua porsi.

Thompson menyarankan, "Aturan yang bisa Anda ikuti jika ingin minum kopi adalah pilih yang tak manis dengan susu tanpa lemak. Kalorinya biasanya lebih rendah. Lantas pilih yang tanpa tambahan karena krim atau sirop buah-buahan cenderung menambah kalori lebih tinggi lagi." Menurut data dari United State Department of Agricultural, sebenarnya 8 ons kopi yang langsung diseduh dari biji kopi tanpa tambahan apa pun hanya mengandung 2 kalori. Kalori itu berasal dari sejumlah kecil protein dan minyak tak jenuh tunggal. Jadi faktor yang membuat lonjakan kalori adalah tambahannya, seperti gula, susu, dan sirop. Maklum, rasa asli kopi yang pahit membuat berbagai industri minuman berlomba menyuguhkan produk termanis kepada konsumen.

Sebenarnya bukan cuma kopi plus yang harus dicermati. Bila Anda senang melewatkan Jumat atau Sabtu malam di klub atau di tempat kongko dengan minuman beralkohol, sebaiknya berhati-hati, karena kalori tinggi pun mengintai. Joan P. Sumpio, ahli nutrisi senior dari Kraft Food Regional, dalam lokakarya nutrisi dan gizi seimbang pekan lalu, mengingatkan bahwa pada umumnya minuman beralkohol mengandung kalori tinggi.

Dia menyebutkan, 12 ons bir mengandung 150 kalori. Jenis light beer pun tak kalah, yakni 110 kalori. Lantas wine, ia menyebutkan, dalam porsi 6 ons mengandung 150 kalori. Liquor, yang kerap menjadi campuran dalam minuman, pun akan memberi tambahan kalori. Untuk sekadar campuran, rum maupun vodka akan memberi sumbangan sekitar 60 kalori. Jika Anda meneguk kopi dengan tambahan minuman itu, tinggal dijumlah saja kalorinya. Sedangkan bila Anda meneguk langsung rum dalam takaran 100 mililiter, berarti tubuh akan menerima 220 kalori.

Joan pun membandingkan jumlah kalori per gram dalam beberapa nutrient. Seperti protein, per gramnya cuma mengandung 4 kalori. Per gram alkohol bisa mencapai 7 kalori, sedangkan lemak lebih tinggi lagi, yakni 9 kalori. Kandungan kalori memang tak bisa dilihat dari bentuknya. Sepertinya ringan, tapi ternyata berat kandungannya.

Bagaimana dengan minuman ringan yang diteguk segala usia, bahkan bisa jadi sering menjadi pilihan Anda? Ternyata bukan minuman yang benar-benar ringan, karena satu gelas kola yang ternyata berisi sembilan sendok teh gula tanpa nutrisi tambahan lain berisi 136 kalori. Lantas dalam 12 ons root beer ditemukan 152 kalori. Seharusnya minuman kola dan root beer mungkin berganti nama menjadi minuman berat!

RITA

http://www.tempointeraktif.com/hg/kuliner/2009/08/06/brk,20090806-191068,id.html
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts