Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Pemekaran Trayek Angkot Jadi Biang Kemacetan

Rabu, 05 Agustus 2009 19:21 WIB

Penulis : Muhammad Fauzi

JAKARTA--MI: Pemekaran trayek angkot dan minimnya infrastruktur di Jakarta menambah kemacetan di jalan. Instansi terkait diminta memecahkan masalah tersebut agar kemacetan bisa diurai.

Keluhan tersebut disampaikan Suhli, petugas polisi Polsek Semper Jakarta Utara dan Anton Wijaya,petugas polisi Polsek Senen Jakarta Pusat, saat diskusi yang diadakan Dewan Transportasi Kota Jakarta, di Jakarta, Rabu (5/8).

Dikatakan Suhli, instansi perijinan trayek (dishub-red) seharusnya melakukan studi kelayakan sebelum mengeluarkan trayek. Karena dilapangan,khususnya di Jakarta Utara, banyak dijumpai trayek yang dipecah menjadi dua dan tiga trayek.

"Sebenarnya untuk jalur Semper-Priok cukup satu trayek. Jadi dipenggal jadi dua,karena makin banyak armadanya makin padat jalannya," ujarnya.

Pemekaran trayek, ungkap Suhli, tidak diimbangi dengan lahan terminal yang memadai.Terminal angkot dicampur dengan bis Akap. Akibatnya mikrolet T07 dan Metromini 15A parkir di bahu jalan karena alasan tidak muat.

"Itu menyebabkan kemacetan,kami seringkali menindak supir tapi alasan mereka ada benarnya juga. Tolong instansi terkait memerhatikan itu," tukasnya.

Hal senada dikatakan Anton Wijaya, petugas polisi Polsek Senen Jakarta Pusat. Ia mempertanyakan, apakah pembangunan halte busway memperhatikan arus lalulintas non busway. Karena sering ditemukan pembangunan halte busway menghambat lalulintas.

Anton mencontohkan, halte busway di Pasar Senen dan Matraman. Saat ada busway, jalur menyempit dari tiga menjadi satu lajur.

"Kenapa jalur umum untuk kepentingan di luar busway tidak dipikirkan berdampak kemacetan," heran Anton yang biasa berdinas di Senen ini.

Menanggapi keluhan ini Kabid Angkutan Darat Dishub DKI Jakarta Hendah Sunugroho mengatakan, trayek sifatnya dinamis sehingga bisa direvisi. "Kita berterimaksih atas masukan kepolisian dan kita inventarisir lalu kita ambil solusinya," ujar Sunu.

Kemacetan di Jakarta, diakui Sunu, tidak bisa diatasi Dishub dan Polri saja. Mengurai kemacetan melibatkan banyak pihak dan instansi terkait. Namun jika timbul kemacetan maka polisi dan Dishub disalahkan.

Ia mencontohkan, perbandingan peningkatan jalan baru dengan jumlah kendaraan baru sangat jauh. "STNK baru yang dikeluarkan tiap hari untuk roda empat 966 surat, untuk roda dua 1.997 surat. Betapa padatnya Jakarta, sedangkan penambahan jalan baru hanya 1% dari penambahan kendaraan,"ujarnya.

Ditempat sama Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, izin trayek merupakan sumber pendapatan banyak pihak sehingga tidak mudah menertibkab trayek. Kecuali sungguh-sungguh menegakkan kepentingan masyarakat umum.

Banyaknya trayek, ujar Tulus, merugikan pengusaha dan kenyamanan penumpang. Karena pengemudi dikejar setoran dan tidak peduli dengan kendaraan. "Akibatnya masa pemakaianm sparepart lebih cepat dan pasti kenyamanan penumpangnya diabaikan," ujarnya. (Faw/OL-03)

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/08/08/88939/35/5/Pemekaran-Trayek-Angkot-Jadi-Biang-Kemacetan
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts