Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Pesawat Diduga Kelebihan Muatan

Selasa 04. of Agustus 2009 13:06

Reruntuhan Twin Otter Merpati Ditemukan

Sentani – Pesawat Merpati jenis Twin Otter dengan nomor registrasi PK MZ 9760 D yang dinyatakan hilang, Minggu (2/8), dalam penerbangan dari Sentani ke Oksibil, akhirnya ditemukan Selasa (4/8) pagi, sekitar pukul 06.30 Waktu Indonesia Timur (WIT) oleh pilot pesawat misionaris AMA, Capt Erick Douglas. Pesawat nahas dengan pilot Qadrianova dan kopilot Pramudya itu, ditemukan di kawasan Amisibil yang berjarak sekitar 3 mil dari Oksibil—ibu kota Pegunungan Bintang.
Lokasi penemuan bangkai pesawat, tepatnya di koordinat 04 derajat 4225 lintang selatan dan 140 derajat, 3684 bujur timur di atas ketinggian 9.300 kaki di wilayah Amisibil Pegunungan Bintang Papua. Nasib 12 penumpang dan 3 kru belum diketahui, namun dari pantauan udara kemungkinan semua penumpang dan kru telah tewas. Pesawat terjatuh di lokasi kemiringan yang cukup terjal sehingga menyulitkan evakuasi oleh Tim SAR.
Sumber SH di Bandara Sentani mengatakan, melihat lokasi jatuhnya pesawat dari kemiringan gunung yang sangat terjal sangat kecil kemungkinan ada penumpang yang selamat. “Harus membuat landasan helipad baru bisa dilakukan evakuasi,” katanya.
Dalanud Jayapura Kol (PNB) Suwandhi Miharja mengatakan, jika cuaca mendukung maka hari ini proses evakuasi bisa berjalan lancar. Tim SAR yang telah disiagakan sejak hari Minggu telah siap dengan peralatan SAR untuk proses evakuasi jenazah. Melihat lokasi jatuhnya pesawat, kemungkinan jenazah akan dievakuasi ke Oksibil dulu karena sangat dekat dengan ibu kota kabupaten ini.
Selasa ini sekitar pukul 11.20, satu helikopter Kamov 32 dengan nomor lambung PK-JTC nomor penerbangan KA-32AMBC dikemudikan pilot asal Korea Kapten Kim Kwang Su dari Air Pacifik Utama, membawa delapan kru dan tim rescue, bergerak menuju lokasi jatuhnya Pesawat Merpati.

Menurut Suwandhi, tim penyelamat akan tiba di lokasi pukul 20.00 waktu setempat.
Dari info awal cuaca yang diperoleh dari kru Merpati yang melakukan pengecekan cuaca, bahwa di lokasi jatuhnya pesawat masih cukup memungkinkan untuk tim penyelamat melakukan pendaratan.
Tim ini nanti yang akan mengecek ke lokasi, sebab dari ketinggian 9.300 kaki hanya terlihat ekor pesawat saja, sedangkan bagian pesawat lain belum terlihat, termasuk kondisi penumpang dan krunya. Diperkirakan, setelah tim penyelamat turun ke lokasi, proses evakuasi akan berlangsung sekitar 30 menit jika didukung cuaca bagus.
Selanjutnya, korban akan dibawa ke Lapangan Terbang Oksibil yang jaraknya hanya sekitar 3 nautical mile sebelah selatan. Bila sampai dengan siang hari cuaca mendukung maka korban akan dievakuasi ke Bandara Sentani Jayapura untuk diidentifikasi.
Danlanud menjelaskan bahwa meskipun jarak jatuhnya pesawat dari Kampung Amisibil hanya 5 kilometer bila ditempuh dengan jalan kaki, karena medan yang sangat sulit maka proses evakuasi harus dilakukan melalui jalur udara. Lapangan Terbang Oksibil sendiri hanya bisa didarati sejenis Cessna. Sementara itu, dari Oksibil dilaporkan bahwa siang ini turun hujan deras.
Mengenai penyebab jatuhnya pesawat, hingga kini belum ada pihak yang bersedia memberikan keterangan, baik manajemen Merpati maupun instansi berwenang lainnya. Namun berdasarkan informasi yang diperoleh SH, pesawat kemungkinan jatuh karena kelebihan muatan. Perkiraan itu diperkuat dari cerita para keluarga korban, yang mengatakan kemungkinan pesawat jatuh karena muatan barang yang terlalu banyak.
Selama ini, Merpati di Papua dituding lebih banyak memprioritaskan mengangkut barang kargo seperti barang dagangan dibandingkan dengan membawa penumpang. Para wartawan yang meminta keterangan dari pihak Merpati Jayapura juga menutup mulut alias tidak bersedia berkomentar. “Semua sudah kami serahkan ke Merpati–Jakarta dan tanyakan saja kepada Lanud Jayapura penanggung jawab SAR,” kata Eko Sudarmadi selaku Station Manager–Merpati Jayapura, termasuk soal perbedaan data nama di manifes pesawat dengan penumpang yang berangkat.
Dari catatan SH, ada tujuh nama yang tidak tercantum dalam manifes, yakni Aidah, Melkyor, Demianus Kalakdana, Bernadus Lafiki, Simayon, Kris Tekege, dan Edmar Kalakmabin.
Keterangan Pricilia, istri Edmar bahwa suaminya berangkat dengan menggunakan nama Edy dan membayar tiket seharga Rp 1,5 juta, sedangkan Yohanes dan Maridin Manurung memutuskan untuk tidak jadi berangkat dengan pesawat nahas itu. Tiket mereka diberikan kepada orang lain.
Pengamat penerbangan Bachrul Hakim ketika diminta komentarnya mengatakan, kelebihan bagasi atau penumpang tidak masuk manifes di penerbangan domestik Papua merupakan sebuah praktik yang umum. Bahkan, ada pilot yang mengobjek kargo sehingga pesawat kelebihan muatan itu sangat mungkin. “Dulu malah ada pesawat yang mengangkut binatang seperti babi dalam pesawat. Jadi, kemungkinan adanya pelanggaran soal safety pesawat di Papua sangat mungkin,” kata Bachrul.
Menurut Bachrul, karyawan penerbangan di bagian darat dan pilot di Papua sangat berkuasa. Mungkin itu karena permintaan jasa pernumpang pesawat di sana sangat tinggi, sementara kapasitas pesawat sangat terbatas. “Oleh karenanya, pemerintah memang harus membuat suatu kebijakan penerbangan di Papua, sehingga musibah bisa diminimalkan,” tambahnya.
Saat dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Bambang Bhakti enggan menanggapi lebih jauh perihal penyebab kecelakaan pesawat Merpati jenis Twin Otter yang hilang di Papua ini.
“Kami minta tolong, saat ini izinkan pihak manajemen Merpati bersama Tim SAR Gabungan fokus bekerja dalam usaha pencarian dan penyelamatan penumpang dan pesawat. Soal itu, nanti akan ada penyelidikan lebih lanjut oleh pihak yang berwenang,” ungkapnya yang dikonfirmasi SH, Selasa (4/8).
Mengenai dugaan sejumlah penumpang yang namanya tidak tercantum dalam manifes, Bambang mengatakan bahwa hal tersebut bukan menjadi kekhawatiran utama saat ini. “Yang pasti, kami punya prinsip kedisiplinan aturan dan telah ikuti prosedur yang ada menyangkut hal tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan, terkait dugaan tidak tercantumnya sejumlah penumpang dalam daftar manifes Merpati, hal tersebut akan diteliti lebih jauh.
“Sesuai aturan, seluruh penumpang pesawat harus tercatat di manifes. Hal ini menjadi tanggung jawab perusahaan, mulai dari menjual tiket, angkut penumpang, hingga hak asuransi yang harus diberikan kepada setiap penumpang,” jelasnya.
(odeodata h julia/soehandarto/kaban/ellen)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/read/pesawat-diduga-kelebihan-muatan/
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts