Oktober 2, 2009 - 17:51
BANDUNG (Pos Kota) – Setelah mengeluarkan dana dan daya besar-besaran, mencapai miliaran rupiah untuk menutup tempat pelacuran ternama dan tertua di Bandung, Saritem yang sudah terkenal ke mancanegara dan bersikeras menyanggah keberadaan bursa seks, sekaligus menolak adanya lokalisasi bagi para pelacur.
Pemerintah Kota Bandung akhirnya “menyerah,” akan membuat panti rehebilitasi pelacur alias Penjaja Seks Komersial (PSK).
Walikota Bandung Dada Rosada, seusai meletakkan batu pertama perluasan Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah di Jalan KH. Mohamad Dachlan, Bandung, Jumat (2/10) mengatakan, dalam waktu dekat akan membangun panti rehabilitasi PSK, agar para wanita malam itu tidak berkeliaran di jalanan kota Bandung.
Untuk pembangunan panti tersebut Pemerintah Kota Bandung akan mengajukan anggaran kepada Departemen Sosial, sebesar Rp. 50 miliar. “Sedangkan lahan untuk pembangunan panti tersebut sudah tersedia, ” kata Dada. Dikatakan Dada, panti rehab itu dibangun untuk memberikan pelatihan ketrampilan bagi para PSK agar menghentikan kegiatan maksiatnya dan kembali menjadi orang baik-baik dan terhormat.
Dada mengakui, walau tidak mengetahui jumlahnya, PSK di Bandung pasca lebaran jumlahnya meningkat terus. Karena tidak memiliki panti rehabilitasi, Pemerintah Kota Bandung, tambah Dada, selama ini mengirim PSK yang terjaring razia ke Panti Rehabilitasi di Lembang, Kabupaten Bandung Barat dan Palimanan, Cirebon.
Pemantauan Pos Kota di Saritem yang secara resmi telah ditutup Pemerintah Kota Bandung tahun 2006, kegiatan bisnis esek-esek di gang sempit itu tetap marak. Sumber di RW 07 dan RW 09, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, yang jadi sarang PSK utama di Bandung, jumlah PSK Saritem saat ini sudah kembali normal, berkisar 500 orang, dengan beberapa germo muka baru.
PSK Saritem pasca lebaran didominasi “muka baru.” Namun sumber tersebut mengatakan, para “muka baru” itu bukan perempuan gres. Kebanyakan adalah pemain lama yang biasa beroperasi di Jakarta, Surabaya, Pontianak dan Batam.
Bahkan ada pemain baru yang pernah beroperasi di Malaysia dan Singapura. Sedangkan PSK “muka lama” Saritem banyak yang menghilang dari peredaran. Mereka menghilang biasanya eksodus, atau tepatnya mutasi dan rotasi ke daerah lain, agar terkesan Saritem selalu menyediakan wajah baru dan bisa mempertahankan reputasinya sebagai bursa seks berkelas. (chevy/sir)
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/10/02/pemkot-bangun-panti-rehabilitasi-pelacur
Post a Comment