Jum'at, 09 Oktober 2009 | 17:23 WIB

Banyak penyebab nyeri tulang belakang alias backpain, antara lain karena infeksi, kuman tuberculosis (TBC), atau tumor tulang. “Dari pengalaman saya menangani pasien, banyak nyeri punggung karena TBC,”ujar dokter spesialis Bedah Orthopaedi Rumah Sakit Siaga Raya Jakarta, Jose Rizal Jurnalis.

Nyeri tulang belakang merupakan gejala tulang belakang melengkung abnormal ke arah samping, yang terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Pada orang lanjut usia, pengeroposan tulang atau osteoporosis menjadi pemicu backpain. Tulang mulai keropos karena berjalannya waktu. Akibatnya, tulang belakang gampang patah. Kegemukan (obesitas) dan gerakan yang kurang benar selama bertahun-tahun bisa menjadi penyebab backpain.

Dalam beraktifitas sehari-hari, menurut dokter Jose, posisi tubuh kerap sebagai pemicu backpain. “Kalau duduk yang rileks saja, jangan tegak kaku tapi juga jangan selonjor, itu malah nggak baik,” katanya. Demikian juga saat tidur, Ketua lembaga swadaya masyarakat bidang kesehatan Mer-C, menyarankan agar kasurnya yang tidak membuat tubuh melengkung.

Rasa sakit di pinggang juga merupakan salah satu gejala backpain. Tapi, gejala sakit pinggang ini tidak selalu, karena kadang-kadang nyeri punggung tidak diawali sakit pinggang. Sakit atau nyeri pada pinggang yang merupakan gejala nyeri punggung, juga bisa berasal dari organ-organ yang ada di sekitar tulang belakang. Antara lain ; ginjal, usus, atau alat -alat genitalia perempuan, seperti ; ovarium , saluran indung telur dan sebagainya.

Nah, untuk mengetahui apakah nyeri punggung itu hanya sekadar lelah, capek atau sebuah gejala backpain? Menurut Dokter Jose, terasa dari kaki yang mudah lelah. “Dari otak kecil, batang otak, medula spinalis terus tulang belakang itu nyambung ke kaki. Seperti travo listrik,”ujarnya. Karena itu, bila merasa nyeri di punggung, Dokter Jose menyarankan sebaiknya segera diperiksa ke dokter. “Ini untuk mengetahui segera apa penyebabnya?” katanya.

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/10/09/brk,20091009-201807,id.html