Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Macet, Jakarta rugi Rp17,2 T

Monday, 02 November 2009 17:12

JAKARTA - Kerugian akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta tahun ini mencapai Rp17,2 triliun. Bila tahun 2020 Pemda DKI Tidak melakukan apa-apa kerugian bisa mencapai Rp68 T.

Dalam diskusi soal kemacetan lalu lintas, Kabid Manajemen dan Rekayasa Lalu lintas Dishub DKI Jakarta Muhammad Akbar menjelaskan, sebenarnya kapasitas jalanan yang ada di Jakarta hanya bisa menampung 1 juta kendaraan setiap hari.

Nyatanya kendaraan yang keliaran di ibukota negara ini hampir 1,5 juta. Ada sisa 500 ribu kendaraan. Belum lagi yang datang dari Bodetakbek yang jumlahnya juga cukup banyak. “Inilah yang membuat Jakarta macet. Jika hanya satu jutaan mobil berkeliaran di jalanan, Jakarta belum macet,”ujarnya sore ini.

Untuk menanggulangi kemacetan itu ada tiga program utama yang akan dilakukan Pemda DKI yaitu angkutan massal, pembatasan lalu lintas (3 in 1) dan menambah kapasitas jalan.

Menurut Muhamad Akbar, yang mungkin paling bisa dilakukan adalah mengembangkan angkutan massal di Jakarta.”Jika angkutan umum menyenangkan, tentu akan banyak pemilik kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum,”ujarnya sambil menyebutkan di Jakarta, kendaraan pribadi yang keliaran tiap hari hampir 98 persen ,padahal hanya mengangkut 48 persen penumpang.

Salah satu yang paling mudah diterapkan adalah busway. Meski rapotnya masih merah kata Muhamad Akbar, ada trend penumpang busway tiap tahun meningkat.

Data yang ada di Dishub DKI, yaitu tahun 2007 penumpang busway 61,3 juta orang meningkat tajam pada 2008 jadi 74,6 juta orang. Bahkan Koridor I, jurusan Blok M-Kota ada 14 persen pemilik kendaraan pribadi beralih ke busway.

Malah kata Muhamad Abubakar, belakangan ini di Ragunan dan di Departemen Pertanian parkir semakin penuh pada jam sibuk, terutama pada pagi hari. Ternyata mereka itu adalah penumpang busway yang datang dari Depok dan melanjutkan perjalanan dengan Busway.

“Selain di Ragunan sekarang juga ada di mesjid Agung Al Azhar, di mana banyak penumpang busway yang akan melanjutkan perjalanan ke arah kota memarkir mobil di sana dan lalu naik busway, misalnya mau ke Glodok,”ujarnya.

Pemda menerapkan busway ini banyak alasannya, yaitu harga lebih murah, bisa diterapkan oleh Pemda tidak harus bekerja sama dengan pemerintah pusat dan busway ini untuk melatih penumpang agar tertib. “Ini bermanfaat nanti jika Jakarta sudah ada subway, monorel dan angkutan massal lainnya,”tegasnya.

Jadi katanya jika tidak ada perbaikan dari Pemda, ada kemungkinan pada tahun 2014 nanti Jakarta sudah stag. Keluar dari garasi rumah aja sudah macet.
(dat06/inilah)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63526:macet-jakarta-rugi-rp172-t&catid=95:nusantara&Itemid=146
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts