Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Pola Pendidikan TK Jangan Memberatkan

Jumat, 06 November 2009 pukul 16:58:00

MODAL: Pendidikan non formal pada usia dini efektir bekali anak untuk menerima pendidikan formal di sekolah dasar

JAKARTA--Mengacu kepada surat edaran yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar Menengah Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, pengelolaan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) harus berprinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.

Menanggapi surat edaran tersebut, Sudin Pendidikan Dasar (Dikdas) Jakarta Pusat menganjurkan supaya pendidikan di TK lebih berfokus kepada pendekatan baca, tulis dan hitung (calistung), tetapi harus disesuaikan dengan perkembangan anak.

"Ini sangat penting, jangan sampai anak mendapatkan beban besar oleh pola pendidikan yang tidak mengacu pada prinsip belajar sambil bermain, belajar seraya bermain. Jadi tidak diperkenankan metode calistung diterapkan secara langsung. Melainkan, diberikan melalui pendekatan bermain sesuai dengan perkembangan anak,” jelas Kasudin Dikdas Jakpus, Zaenal Soleman saat menerima kunjungan kerja Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) DKI Jakarta, Jumat (6/11).

Jika seorang anak terlalu banyak dijejali setumpuk materi pelajaran ketika masih berada di bangku TK, Zaenal menambahkan, maka ada kecenderungan anak tersebut akan menemui kegagalan ketika memasuki sekolah dasar (SD). “Anak tersebut akan merasa bosan karena terlalu sering dijejali materi pelajaran. Seharusnya, anak usia 4-6 tahun yang lebih dibutuhkan adalah bermain dan sosialisasi lingkungannya,” tutur Zaenal.

Zaenal juga menegaskan, mengenai pengenalan bahasa asing di bangku TK, sebaiknya perlu dipertimbangkan lebih seksama lagi. Pengenalan bahasa asing sepatutnya dilakukan secara alamiah, sehingga tidak perlu dilakukan ketika dalam kurikulum pembelajaran di kelas. Mengenal bahasa asing, imbuh Zaenal, hendaknya hanya bersifat pengenalan kosa kata saja. "Upayakan juga tidak membuat anak mengurangi kecintaannya terhadap bahasa Indonesia atau bahasa ibu, serta tidak bermaksud mencari prestise saja," sarannya.

Terkait kegiatan seremonial-seremonial tidak penting yang biasa dilakukan oleh yayasan atau pengelola TK, Zaenal mengimbau, supaya ke depannya tidak perlu diadakan lagi. Misalnya, perpisahan kelas atau seremoni wisuda kelulusan anak dari TK menuju SD. “Kegiatan semacam itu hanyalah untuk mencari prestise orangtua murid dan pengelola TK saja,” cetusanya.

Di Jakarta Pusat, dikatakan Zaenal, saat ini tercatat sebanyak 218 TK, yang terdiri atas, 214 TK milik swasta dan 4 TK milik pemerintah. Sedangkan berbicara tenaga pengajar di TK, menurutnya terdapat 91 orang berstatus PNS, 105 orang guru bantu, serta 3 orang berstatus swasta murni. c08/rin

http://www.republika.co.id/berita/87603/Pola_Pendidikan_TK_Jangan_Memberatkan
2 comments:

SAYA SETUJU. NAMANYA SAJA TAMAN KANAK-KANAK. WALAUPUN SEKARANG SUDAH MASUK DALAM LEMBAGA FORMAL, TETAP SAJA ITU NAMANYA BUKAN SEKOLAH DIMANA ANAK-ANAK DIJEJALI DENGAN MATERI SEPERTI DI SD, SMP, SMA DAN PERGURUAN TINGGI.
TAMAN KANAK-KANAK ATAU YANG LEBIH SERING DISINGKAT TK MERUPAKAN LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH. ITULAH YANG PERLU DIPAHAMI OLEH ORANGTUA DAN PENDIDIK.
KADANG ORANGTUA YANG MENGANTAR ANAKNYA KE TK ATAU PLAY GROUP DAN SEJENISNYA SELALU MENGATAKAN SEKOLAH. PADAHAL BUKAN. LEBIH TEPATNYA BERMAIN.


NAMANYA AJA TAMAN KANAK-KANAK. WALAUPUN TAMAN KANAK-KANAK YANG SERING DISINGKAT DENGAN TK MASUK DALAM LEMBAGA FORMAL, TETAP SAJA NAMANYA BUKAN SEKOLAH, DIMANA ANAK-ANAK DIJEJALI DENGAN MATERI PELAJARAN LAYAKNYA DI SD, SMP, SMA DAN PERGURUAN TINGGI SERTA LEMBAGA PENDIDIKAN SEJENISNYA. TAPI TEPATNYA ADALAH LEMBAGA PENDIDIKAN PRASEKOLAH ATAU LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. HAL INILAH YANG PERLU DIPAHAMI OLEH ORANGTUA DAN PENDIDIK.
ORANGTUA SERINGKALI MENGATAKAN PADA ANAK "AYO BERANGKAT SEKOLAH". MENGAPA TIDAK MENGATAKAN PADA ANAK "AYO KITA BERANGKAT BERMAIN DI TAMAN KANAK-KANAK ATAU TK".
SAYA PERNAH MENJUMPAI ANAK YANG MOGOK SEKOLAH. KETIKA SAYA TANYA PENYEBABNYA ANAK TERSEBUT MENGUNGKAPKAN DIA BOSAN HARUS BELAJAR DAN SEKOLAH TERUS SETIAP HARINYA. BISA JADI METODE YANG DITERAPKAN DI TK TEMPATNYA BERSEKOLAH TIDAK SESUAI DENGAN PRINSIP BERMAIN SAMBIL BELAJAR. DISINILAH KUALITAS DAN LATAR BELAKANG PENDIDIK PERLU DIPERHATIKAN. SEDANGKAN UNTUK KEGIATAN SEREMONIAL MEMANG TIDAK HARUS SELALU DIADAKAN. SELAIN PIHAK SEKOLAH YANG KEREPOTAN MENGURUS, PIHAK ORANGTUA MURID JUGA TIDAK MEMBUANG UANG DENGAN PERCUMA.


Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts