Sabtu, 28 November 2009 - 6:51 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) mendesak Mendiknas mematuhi putusan Mahkamah Agung (MA) yang melarang pelaksanaan ujian nasional (UN).
Karena ujian tersebut lebih banyak mudhoratnya daripada manfaat, sebab jiwa siswa tergoncang, apalagi menjelang pelaksaan UN.
Bukan itu saja, kalangan orangtua juga tidak sedikit ikut stres memikirkan persiapan anaknya.
Beberapa siswa ditemui mengakui setuju dengan putusan MA, yakni melarang pelaksanaan UN. Mereka berharap pemeirntah tidak asal membuat peraturan, sehingga anak didik menjadi korban kebijakan yang tidak tepat, sesuai dengan fakta dan kondisi anak didik dan guru, serta fasilitas-sarana sekolah.
“Kami jangan jadi kelinci percobaan,” kata Nadya Syifa, satu siswa SMA di Kota Bekasi.
Ia berpendapat, pemerintah melalui Depdiknas memberikan kepercayaan kepada sekolah yang bersangkutan, karena sekolah atau guru setempat yang paling tahu mengenai kemampuan dan kekurangan siswa. “Kembalikan seperti zaman SD dulu aja,” kata Nadya Syifa. Sabtu (28/11) pagi.
Sebelumnya, Mendiknas M Nuh menanggapi putusan MA tersebut, menyatakan tahun 2010 tetap memberlakukan UN dan pihaknya melakukan perlawanan hukum melalui Peninjauan Kembali (PK) atas putusan MA tersebut.
Sebagai mana dimaklumi, putusan MA ini sekaligus menguatkan putusan PN Jakarta Pusat atas gugatan warga, karena anaknya tidak lulus UN, padahal memiliki prestasi tinggi di sekolahnya. (syamsir)
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/11/28/siswa-sma-tak-mau-korban-un
Post a Comment