Gerakan Konsumen Indonesia
The only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. (Kejahatan hanya bisa terjadi ketika orang baik tidak berbuat apa-apa). ---Edmund Burke

Berobat ke Luar Negeri, Perlukah?

Jumat, 22 Januari 2010 | 13:24 WIB

KOMPAS.com — Mungkin karena Indonesia masih termasuk dalam kategori negara miskin, banyak warga yang berasumsi bahwa rumah sakit kita kalah dalam bangunan, kenyamanan, dan peralatan canggih dibandingkan dengan fasilitas di negara tetangga. Padahal, sudah bukan saatnya lagi meragukan kualitas pelayanan kesehatan dalam negeri.

"Saat ini, sarana, prasaran, dan paket pemeriksaan dan kualitas layanan kesehatan di Tanah Air sudah lengkap dan tak kalah bersaing dengan rumah sakit di negara tetangga," kata dr Yuliana, MARS, Kepala Unit Executive Health Check Up Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI).

Yuliana berpendapat, tren warga Indonesia berobat ke luar negeri mulai terjadi pada tahun 1980-an. "Pada tahun-tahun itu peralatan kita memang kalah canggih. Negara tetangga, terutama Singapura, sudah lebih dulu memiliki alat yang terdepan di kategori tersebut," katanya. Ia menambahkan, stigma tersebut telanjur sulit dipisahkan dari pandangan masyarakat hingga sekarang.

Menanggapi isu bahwa biaya berobat di Malaysia, Singapura, atau Thailand lebih murah dibandingkan dengan di dalam negeri, dr Yanwar Hadiyanto, Chief of Bussines, Marketing, and Customer Management RSPI, mengatakan, harga pelayanan di rumah sakit berskala premium di Jakarta mungkin lebih mahal, tetapi itu karena paketnya lebih lengkap.

"Misalnya saja kalau kita bandingkan antara paket medical check-up untuk yang kelas premium, di Malaysia mungkin lebih murah, tetapi pemeriksaan CT-scan untuk jantung tidak memakai kontras," papar Yanwar. Ia menambahkan, untuk mendapat hasil pemeriksaan jantung yang akurat, seharusnya pemeriksaan CT-scan dilakukan dengan kontras dan pemeriksaan lain.

Meski demikian, Yanwar mengakui bahwa dokter-dokter di Indonesia masih kurang dalam hal menjalin komunikasi dengan pasien. "Karena itu, sekarang banyak rumah sakit yang mengajak para dokter untuk meningkatkan skill komunikasinya," katanya.

Dari segi kualitas dan profesionalisme, sebenarnya dokter-dokter Indonesia bisa dibandingkan dengan dokter lain. Bahkan, tak sedikit dokter Indonesia yang memiliki spesialisasi tertentu yang diakui oleh asosiasi dokter di luar negeri. Menyebut salah satunya adalah Prof dr Teguh Santoso, SpPD, SpJP, pakar kardiologi intervensi yang disegani oleh koleganya di mancanegara.

"Kebanyakan orang Indonesia memilih berobat ke luar negeri karena alasan prestise atau gengsi," kata Yanwar lagi. Ia juga berpendapat, sebagian besar pasien memilih berobat atau cek kesehatan sekalian berlibur ke luar negeri.

Pengamat politik, Eep Saefulloh Fatah, yang memiliki pengalaman berurusan dengan rumah sakit di Amerika Serikat saat ia mengambil studi S-2, mengaku lebih suka berobat di dalam negeri karena alasan kemudahan komunikasi.

"Dengan dokter di luar negeri, karena kendala bahasa, kita hanya bisa menjelaskan gejala dan kondisi penyakit kita seadanya. Akibatnya, dokter pun akan mendiagnosis dengan meraba-raba apa maksud penjelasan kita," katanya.

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/22/13241654/Berobat.ke.Luar.Negeri..Perlukah
0 comments:

Post a Comment

Selamat Datang

Blog ini diproyeksikan untuk menjadi media informasi dan database gerakan konsumen Indonesia. Feed-back dari para pengunjung blog sangat diharapkan. Terima kasih.

Followers


Labels

Visitors

You Say...

Recent Posts