Sabtu, 23 Januari 2010 | 9:55 WIB
Dokter Meeting, Dewan Turun Tangan
PROBOLINGGO - SURYA- Kasus meninggalnya Erik Susana, 30, asal Desa Maron Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, meninggalkan rasa penasaran bagi sejumlah wakil rakyat.
Rombongan Komisi D dan pimpinan DPRD Kabupaten Probolinggo, didampingi anggota DPRD Jatim, Mahdi, langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Jumat (22/1).
Mereka mengajukan sejumlah pertanyaan kritis ke Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan, dr H Hariyadi Santoso, terkait dugaan penelantaran pasien gakin tersebut.
Anggota DPRD Jatim, Mahdi, kepada Surya menduga, meninggalnya Erik lantaran kelalaian tim medis akibat penundaan jadwal operasi melahirkan. “Tadi ada perawat yang mengaku, dokternya menunda operasi karena meeting,” sergahnya.
Namun, dr H Hariyadi membantah. Dia kemudian menjelaskan kronologisnya.
Pada, Rabu (19/1) pukul 11.45 WIB, Erik, memeriksakan diri di poli rumah sakit. Lantaran posisi kandungannya sungsang, akhirnya dokter menyarankan operasi caesar.
Jadwal operasi diagendakan, Kamis (20/1) pukul 10.00 WIB. Namun, sekitar pukul 09.40 WIB, ketika korban dibawa ke kamar operasi, tensi darahnya naik. Pasien langsung dibawa kembali ke kamar perawatan.
Akhirnya, jadwal operasi ditunda, pukul 13.30 WIB. Naas, sekitar pukul 13.15 WIB, air ketuban korban mengalami gejala klinis pecah dini.
Ketika ditolong tim medis, korban mengalami kejang dan sesak napas, akibat air ketuban mengalir ke paru-paru, melalui urat nadi.
Pertolongan pertama yang diberikan tim medis menyuntikkan Dexamitaxon untuk mengembangkan paru-parunya. Namun, pertolongan itu tidak membuahkan hasil.
Namun, kematian korban sempat membuat reaksi negatif keluarganya. Suaminya, Ponidi, sempat mengamuk dan merusak kaca ruang perawatan wanita di rumah sakit. ntiq
http://www.surya.co.id/2010/01/23/operasi-ditunda-ibu-hamil-tewas.html
Post a Comment