Jum'at, 29 Januari 2010 | 09:05 WIB

TEMPO Interaktif, GARUT -Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat menyatakan daerahnya waspada penyakit Tuberculosis (TB) Paru. Soalnya, penderita yang berjumlah 2.400 orang belum seluruhnya mendapatkan pengobatan. “Target pengobatan TB paru baru mencapai 50 persen setiap tahunnya,” ujar Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Dede Rohmansyah, kepada Tempo diruang kerjanya, Kamis (28/1).

Menurut Dede, ancaman penularan penyakit ini diakibatkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan penyakitnya ke puskesmas setempat. Padahal, pemerintah telah menyiapkan tenaga medis, obat-obatan termasuk membebaskan biaya pengobatan lainnya.

Akibat kondisi tersebut, penularan penyakit TB paru ini diprediksi akan terjadi di seluruh daerahnya. Soalnya, domisili para penderita tersebar di 42 kecamatan yang ada di Garut. Dari satu orang penderita, dapat menular terhadap lima sampai 10 orang. Mereka yang menderita penyakit ini rata-rata warga miskin. “Masyarakat belum melihat penyakit ini sebagai ancaman, padahal si penderita bertahan hidup rata-rata 5-10 tahun,” ujarnya.

Ketua Komisi D DPRD Garut, Helmi Budiman, menilai tidak tuntasnya pengobatan penyakit TB paru ini diakibatkan belum pro aktifnya petugas kesehatan. Mereka hanya menunggu penderita datang berobat ke puskesmas tanpa turun langsung ke lapangan.

Karenanya, untuk menekan penyebaran penyakit ini, Helmi meminta, agar dinas kesehatan setempat dapat melibatkan masyarakat dalam melakukan pengawasan dan penanganan TB Paru ini. Sehingga pembinaan terhadap masyarakat dapat dijalankan dengan baik. “Saya yakin tidak akan pernah tuntas kalau hanya dilakukan oleh dinas kesehatan saja,” ujar Helmi saat dihubungi melalui telpon selulernya.

SIGIT ZULMUNIR

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2010/01/29/brk,20100129-222188,id.html