Kamis, 04 Juni 2009 | 10:55 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Jantung Melanie langsung berdetak kencang ketika membaca sebuah koran Selasa pagi. Otoritas negeri yang membawahi obat-obatan dan makanan mengumumkan aneka wadah dengan kandungan melamin yang berbahaya. Ia pun menyimak, ada sekitar 30 produk yang tergolong berbahaya dari 62 contoh barang yang diselidiki Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BPOM).
Seketika Melanie ingat putri kecilnya di rumah. Setiap makan ia selalu meminta piring khusus untuknya dengan gambar mini mouse. Piring yang biasa dia pakai adalah piring melamin. Ibu muda yang bekerja di Jakarta Selatan ini tak tahan lagi segera ingin pulang. Apalagi di telinganya terngiang-ngiang ucapan pejabat badan tersebut tentang ancamannya bagi kesehatan, seperti gangguan ginjal, kanker, dan tentu saja bisa berakhir pada kematian.
Beruntung ibu satu anak ini lebih memilih menenangkan diri dengan cara mencari informasi sebanyak-banyaknya. Ia pun lebih mencermati berita tersebut, seperti BPOM mengambil 62 contoh produk, serta sebanyak 30 item yang memiliki kandungan melamin dan formalin yang berbahaya. Ia pun berharap piring melamin yang digunakan putrinya tergolong pada 32 produk yang tidak berbahaya. Secara sederhana Melanie maupun ibu-ibu yang lain sebenarnya bisa melihat sisi keamanan produk melamin dengan melihat label yang tertera, yang biasa tercantum di baliknya. Sama dengan yang tertera pada jenis produk dari plastik lain.
Seperti yang diungkapkan Ir Wawas Swathatafrijiah, Kepala Balai Sentra Polimer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, pemilihan polimer atau dikenal umum sebagai plastik yang aman, bila merujuk pada acuan Badan Pengawasan Makanan di Amerika Serikat, bisa melihat tanda pada sendok dan garpu. "Ada juga yang mencantumkan kalimat 'food grade'," katanya sebelum diskusi soal "Plastik sebagai Wadah yang Ramah bagi Kesehatan dan Lingkungan", Selasa lalu.
Pada dasarnya, ia menjelaskan, selain label khusus tersebut, ada beberapa syarat sehingga produk dari plastik itu bisa digunakan untuk makanan dan obat-obatan. Di antaranya terbuat dari bahan virgin atau bukan bahan daur ulang, tidak mengandung bahan tambahan yang melebihi ambang batas yang ditentukan, memiliki ketahanan kimia yang tinggi, dan proses pembuatan yang baik. "Biasanya produk berkualitas ditunjukkan dengan harga yang tinggi pula."
Walhasil, ketika menemukan produk dengan harga murah, harus diwaspadai. Wawas menyebutkan, ada juga kelompok industri yang nakal dengan mengeluarkan produk murah tapi berbahaya. Jika dilihat dari sifatnya, plastik terdiri atas dua jenis, yakni termoplastik dan termoset. Jenis termoplastik yang dipanaskan melelehkan bahkan dipanaskan dalam temperatur tinggi bisa mencairkan sehingga dapat didaur ulang, seperti pada produk ember. Sementara itu, termoset yang tidak dipanaskan tidak meleleh sehingga wujudnya tidak berubah. Nah, dilihat dari jenisnya, melamin tergolong termoset.
Meski memiliki sifatnya tersebut, tak berarti melamin aman untuk microwave. Dalam kesempatan yang sama, Nining Permana, Direktur Pelaksana PT Trupperware Indonesia, berbagi pengalaman. Ia menyebutkan, pada sejumlah produk plastik ada label aman untuk microwave, tapi artinya bisa ganda. Aman itu artinya bisa juga tidak meleleh ketika dipanaskan, tapi belum tentu aman untuk makanan di dalamnya. Ada juga yang memang label itu menunjukkan aman untuk kedua hal itu, yakni tak meleleh dan tidak menimbulkan efek berbahaya.
Dan melamin, meski tergolong tidak meleleh saat dipanaskan, tidak aman untuk microwave karena menyerap radiasi microwave dan panas. Dr Yadi Haryadi, ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor, menyebutkan, melamin terdiri atas komponen melamin dan formaldehid yang dibentuk dengan proses polimerisasi. Karena itu, nama sesungguhnya adalah melamin formaldehid, namun kemudian disingkat menjadi melamin saja. Formaldehid ini yang berbahaya karena dikenal sebagai karsinogenik.
Wawas menjelaskan, plastik atau polimer sebenarnya merupakan rangkaian dari sejumlah monomer. Produk yang berkualitas baik akan memiliki ikatan yang kuat sehingga kecil kemungkinan ada monomer yang terlepas. "Sebab, bahaya muncul ketika ada monomer yang lepas, terutama pada jenis plastik tertentu," kata Wawas. Dalam produk melamin, yang dikhawatirkan tentunya pelepasan monomer dari formaldehid. Pelepasan kandungan berbahaya itu biasanya terjadi dalam beberapa kondisi.
Yadi menyebutkan, kemasan plastik pada umumnya akan menimbulkan masalah kesehatan ketika bersentuhan dengan sesuatu yang cair, semi-padat dan asam. Yang tergolong semi-padat di sini seperti kue-kue basah. Dalam kondisi seperti inilah terjadi perpindahan dari bahan-bahan kimia dari wadah pada makanan atau dikenal sebagai migrasi.
"Bila bahan kimia tadi masuk ke dalam makanan, dan makanan itu kita konsumsi, tentu saja bahan kimia berbahaya itu ikut dikonsumsi," katanya. Bila terjadi dalam waktu lama dan terus-menerus, dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan. "Beberapa zat kimia itu terbukti dapat memicu penyakit seperti kanker," katanya. Dan ada dua hal yang mempercepat migrasi pada produk plastik, yakni panas dan minyak.
Ia menjelaskan, suhu yang tinggi akan mempercepat dan memperbanyak migrasi, sedangkan minyak merupakan kandungan yang cepat melarutkan komponen plastik.
Karena itu, plastik sebaiknya dihindarkan dari beberapa kondisi ini.
Meski memang bahayanya pada setiap orang akan berbeda-beda, "Bila mendapat asupan antioksidan tinggi, kemungkinan lebih kuat," ujar Yadi. Namun, bukan berarti kita menjadi membuat permakluman. Yang penting tentu saja teliti sebelum membeli. Apalagi yang kita kenal melamin digunakan untuk aneka perabot makan, mulai piring, mangkuk, sendok, garpu, hingga sendok sayur. Semua bersentuhan dengan keseharian keluarga.
RITA NARISWARI
Pilih yang Terbaik
1. Lihat label yang tertera. Biasanya terletak di bagian bawah produk. Yang paling aman jika mencantumkan lambang gelas dan garpu atau tertera "food grade".
2. Cermati harganya. Harga yang murah harus diwaspadai. Sebab, sering kali menunjukkan kualitas rendah yang kemungkinan proses industrinya tidak prima.
3. Bila menggunakan produk melamin atau plastik lain, hindari wadah dengan sajian yang cair, semipadat, dan asam. Serta suhu tinggi dan minyak.
4. Hati-hati dengan label aman untuk microwave. Bisa jadi aman hanya karena wadahnya tahan panas. l
Post a Comment